Lagu Kenangan Bersamamu

Ketika itu, sudah 3 hari lamanya kami tak bertemu dan aku pun curiga kemana dia pergi. Aku pun mulai cemas dengan keadaan dia, saat aku telpon dia tidak menjawab, saat aku tinggal pesan pada telepon genggamnya,diapun tidak membalas. Malam itu malam minggu, aku merasakan kerinduanku telah melampaui batas, ingin sekali aku memeluknya saat itu. Biasanya hari minggu aku bangun jam 8 pagi, tapi aku kaget karena ada yang mengetuk pintu kamar kostanku jam 6 pagi. Malas rasanya membuka pintu, tapi suara ketukan itu semakin keras saja. Aku bertanya “Siapa sih..??”. Tapi tak ada jawaban dari luar kamarku. Aku piker aku di jailin oleh temanku, “Jangan jail deh,, masih ngantuk nih…!” seruku dengan nada sedikit kesal. Dan perlahan ku buka pintu kamarku, kulihat Erlinda telah berdiri sembari memegang tasnya. Aku pun sedikit tak percaya, “apakah aku bermimpi(sambil mengusap-usap mataku)..” ku katakan dalam hati.
“Say, kamu kenapa?” tanya Erlinda padaku sambil masuk perlahan kedalam kamarku.
“Aku kaget saja, chay..” jawabku sambil menutup pintu. “Chay” adalah sebutan sayangku pada dia. Kemudian aku bertanya padanya “Kamu kemana aja 3 hari ini?? Di telp….”, “Aku pergi ke Jakarta, yank. Dan HPku ketinggalan di Bandung..” sahutnya sambil memotong pertanyaanku.
“Ngapain kamu ke Jakarta?? Kok ngak bilang-bilang kalau kamu mau ke Jakarta??” tanyaku sambil duduk didekat dia.
“Hmmm...Aku diajak mama sama papa ke sana,yank…” jawabnya dengan nada seperti orang ketakutan.
“Kamu tau ngak sih kalau aku khawatir sama kamu…” ku katakana padanya sambil memegang kedua bahunya.
“Iyah sayang aku tau….” Serunya.
“ya udah mulau sekarang jangan lupa bawa HP lagi yah..,kan aku ngak mau terjadi apa-apa sama kamu….” jawabku. “ya udah aku mandi dulu yah…!” seruku sambil berdiri.
Hari itu aku berencana mengajaknya nonton bioskop sambil melepaskan kerinduanku. Aku sangat menyayanginya, dan aku pernah berjanji dalam hati ketika setelah 1 bulan usia cinta kami. Aku berjanji akan selalu mejaganya.
Seharian kami berjalan-jalan di mall itu. Dan ketika hari menjelang sore, aku pun mengantarnya pulang karena aku sangat khawatir takut terjadi apa-apa dengan dia.
Hari ini hari senin, aku merasakan ada yang akan terjadi dalam hari ini, kemudian aku berdoa agar hal itu di jauhkan dan di hindarkan dari aku. Sampai sore hari aku belum merasakan ada kejadian aneh. Ketika itu jam 5 dia datang ke kostanku, dan akmi pun masih bersenda gurau seperti biasa yang kami lakukan. Lalu aku di kagetkan ketika aku terdiam dia bilang “Say, kamu ngak pernah akan marahkan sama aku…??”.
“Emang kenapa, chay…?? Kenapa kamu bilang gitu sih..?” sahutku lansung karena aku curiga.
“Aku di jodohin, yank…!” jawabnya sambil menangis.
“Apa…?? Kamu serius, chay…!” jawabku kaget dengan kata-kata yang baru saja kudengar.
“Iyah aku serius, yank..! Sebenernya, 3 hari itu….”. “Pasti 3 hari itu kamu bertemu dengan calon suami kamu kan…?” potongku dengan nada sedikit marah.
“Iyah yank,aku juga baru tau kalau aku waktu kecil udah di jodohin dengan dia..!” jelasnya sambil meneteskan airmata.
Akupun tak bisa mengatakan apa-apa. Aku merasa terpukul saat dia berkata seperti itu. Aku lansung memeluknya beraharap dia takkan pernah pergi dariku. Kemudian terdengar di telingaku bisikan kecilnya “Yank, bawa aku kabur aja,yank…!”
“Aku ngak mau…! Aku kan masih kuliah,yank…Gimana aku mau merawatmu?” jawabku sambil memeluk erat dirinya.
Hening sesaat kamarku tanpa suara, aku pun mulai melepas pelukannya secara perlahan. Aku merasa bahwa kami akan berpisah untuk selamanya. “Udah malam,chay..! Sana pulang, ntar di cariin ma papa mama kamu...” sahutku dengan nada sedih.
“Tapi aku masih mau di sini, yank… Aku mau sama kamu aja, aku lebih tenang sama kamu, aku lebih sayang sama kamu, aku lebih cinta sama kamu, aku pengen tinggal sama kamu untuk selamanya…” bantahnya dengan nada sedikit harap.
Aku duduk terdiam di sampingnya, merasakan bahwa semua yang telah kupertahankan dengan dia akan berakhir begitu saja. Aku merasa jiwaku terbang mencari tubuh yang baru, pikiranku mulai kacau saat itu. Lalu kuambil bungkus rokokku yang terletak di depanku, ku buka perlahan dan ku letakkan di bibirku, perlahan ku nyalakan rokokku dan ku hisap perlahan asap rokok yang ku bakar itu, ku hisap bagaikan orang yang tidak memiliki masalah apapun. Ku lihat kearah Erlinda secara perlahan, kutatap matanya bagaikan seorang yang ingin sekali di peluk oleh kekasih sejatinya. Ku kecup keningnya “Pergilah sayang, aku akan tetap selalu disini meskipun tanpamu, jika kau ingin kembali kesini, aku akan tetap selalu ada disini untukmu.” Sahutku dengan pasrah. Kulihat air matanya berlinang di pipinya, ku hapus perlahan. Ku lihat mata indah itu bersinar indah.
Dia berdiri secara perlahan, dan mengambil tasnya yang terletak di kursi. Dia datang ke arahku lagi, dan mengecup bibirku. “Aku pulang dulu yah sayang..” sahutnya perlahan sambil membuka pintu kamarku.
Setelah 2 kurasakan sendiri tanpa kekasih, saat bangun ku tatap di layar HP ku tak ada pesan ataupun panggilan yang tak terjawab dari dia. Ingin ku bergegas pergi kuliah karena aku bersiap untuk menghadapi quiz mata kuliah pagi ini. Ku buka pintuku kamarku, dan aku terkejut Erlinda telah berdiri didepan pintuku. Aku juga terkejut, dia membawa tas besar di sampingnya. Lalu dia memeluk erat tubuhku, “ Yank, aku kangen sama kamu. Aku mau tinggal di sini aja, boleh kan..??” bisiknya.
“Tempatku berdiam, adalah tempatmu juga. Milikku adalah milikku juga...!” jawabku.
“Udah yank, kamu mandi dulu sana…aku beresin kamar kamu yah..!”Sahutnya sambil melepaskan pelukkanku seolah diantara kami tiada masalah sedikitpun.
Pelukkannya telah menghilangkan kerinduanku terhadapnya. Aku bahagia jika dia bersamaku, dan aku bahagia melihat senyumnya yang membuatku selalu ingin bersamanya dan tak ingin kehilangan dia. Hari itu seharusnya aku pergi kekampus, tapi aku tak pergi, karena aku merasa ingin bersamanya. 1 hari bersamanya membuatku melupakan masalah yang sedang aku hadapi. Tapi aku merasakan ketakutan jika dia tetap bersamaku, aku tak mau di mata orang tuanya sebagai penghasut agar dia tidak mematuhi perintah orang tuanya. Ketika malam telah tiba, dan dia masih tetap bersamaku.
Malam itu aku tak bisa tidur, kudengarkan dentuman detik yang sangat berirama sambil menghisap rokokku perlahan. Kupandangi wajahnya ketika tidur, perlahan airmataku mengalir melewati derai tawa dipipiku. Tak kuasa aku melihat dia menderita dengan orang lain, tapi aku merasa dia lebih bahagia jika dia bersama orang yang telah di pilih oleh orang tuanya itu. Aku hanya seorang mahasiswa yang sebatang kara di kota ini, dan aku bukan lah orang yang memiliki banyak harta, yang kumiliki hanya jiwa dan hati. Malam itu selalu terngiang di telingaku kata-katanya pasrah “Yank, ayolah kita lakukan hubungan itu..”. Kata-kata itu menjadi hantu yang selalu merasuki pikiran ku, tapi aku tak mau, karena itu dosa dan tidak selayaknya kulakukan meskipun aku sering melakukannya dengan orang lain (wanita jalang).
Waktu telah menunjukkan jam 5 pagi, lalu kubangunkan dia kemudian ku suruh dia untuk bergegas pulang kerumahnya, tapi dia malah meneteskan airmatanya. Dalam hatiku tak tega, tapi aku takut membiarkannya tinggal bersamaku,. Perlahan ku paksa dia untuk pulang, dan akhirnya dia mau. Dari tadi taksi yang telah ku pesan telah menunggu di depan gang kostanku. Kutarik dia dan ku bawa dia kearah taksi itu meskipun air matanya mendera dipipinya. Perlahan dia menarik tanganku dan kemudian dipeluknya aku, dan aku merasakan kalau itu adalah pelukkan terakhir darinya sebelum dia benar-benar pergi dari hidupku. Kubisikkan 1 kalimat padanya : “If you cry, my heart will cry and if you happy, my heart Will feel happy about you…”. Kulangkahkan dan kutinggalkan dia menaiki taksi, tapi airmataku menetes perlahan, perasaan tak tega akan kepergiannya, tapi aku yakin dia akan lebih bahagia.
Hingga saat ini, aku masih tak pernah mendengar kabar tentang dirinya, baik dari temannya ataupun dari adiknya. Aku yakin dia telah bahagia disana bersama yang terpilih. Dan aku yakin akan mendapatkan pengganti dirinya dalam hatiku. Kenangan kami bersama akan selalu kukenang hingga aku telah meninggalkan dunia ini kelak, dan aku yakin dia juga akan mengingat kenangan ini. Ada satu pelajaran yang kudapati dari pengalaman cintaku ini.
CERPEN ini pengalaman Pribadi Pemilik Blog
Komentar
Posting Komentar